ASAM ASETAT
Asam
asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana. Asam asetat, asam etanoat atau asam
cuka adalah senyawa
kimia asam
organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam
makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2.
Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH,
atau CH3CO2H.
Asam asetat murni (asam
asetat glasial)
adalah cairan
higroskopis
tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7°C,titik
didih 117,90C.
Larutan
asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion
H+
dan CH3COO-.
Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan
baku industri
yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti
polietilena
tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat
dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Asam
asetat merupakan nama
trivial
atau nama
dagang
dari senyawa tersebut. Nama ini berasal dari kata Latin
acetum,
yang berarti cuka. Nama
IUPAC nya adalah asam
etanoat.
Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam
asetat yang tidak bercampur air dimana asam asetat tersebut bebas-air
membentuk kristal
mirip es pada 16.7 °C.
Cuka
telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Cuka dihasilkan oleh
berbagai bakteria
penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari
pembuatan bir atau
anggur.
Pada
abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan
bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna,
misalnya timbal putih (timbal karbonat). Pada
abad ke-8, ilmuwan Persia
Jabir
ibn Hayyan menghasilkan asam asetat pekat dari cuka melalui
distilasi.
Sejak 1910
kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang
diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium
hidroksida menghasilkan kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan
asam sulfat menghasilkan asam asetat.
Pembuatan
asam asetat
sintesis dalam skala industri
lebih sering menggunakan metode karbonilasi methanol. Ada
dua macam proses pembuatan asam asetat dalam pabrik yakni proses
monsanto dan proses cativa. Proses monsanto menggunakan katalis
kompleks Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−),
sedangkan proses cativa menggunakan katalis iridium
([Ir(CO)2I2]−)yang
didukung oleh ruthenium.
Spesifikasi
Bahan Baku
- Methanol
Metanol
digunakan sebagaibahan baku pembuatan asam asetat
dengan metode karbonilasi methanol.Metanol
diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobic oleh bakteri.
Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di
udara. Setelah beberapa hari, uap methanol tersebut akan teroksidasi
oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbondioksida dan
air.
- Iodida
Peran
iodida adalah hanya untuk mempromosikan konversi methanol menjadi
metil iodide:
MaOH
+ HI MeI + H2O
Setelah
metil iodida telah terbentuk
maka diteruskan ke reaktor katalis. Siklus katalitik dimulai dengan
penambahan oksidatif metil iodida ke dalam [Rh(CO)2I2]-
sehingga terbentuk kompleks [MeRh(CO)I3]-
- Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−)
Rhodium
(cis−[Rh(CO)2I2]−)
berperan sebagai katalis dalam proses pembuatan asam asetat dalam
skala industri. Katalis
ini sangat aktif sehingga akan memberikan reaksi dan distribusi
produk yang baik. Struktur
katalis kompleks
Rhodium
(cis−[Rh(CO)2I2]−)
dapat dilihat seperti gambar berikut:
- Iridium ([Ir(CO)2I2]−)
Iridium
([Ir(CO)2I2]−)
berperan sebagai katalis dalam proses pembuatan asam asetat dalam
skala industri.Penggunaan iridium memungkinkan penggunaan air lebih
sedikit dalam campuran reaksi.Struktur
katalis kompleks
Ir[(CO)2I2]–
dapat dilihat seperti gambar berikut
Ada beberapa teknik
yang digunakan dalam pembuatan asam asetat, diantaranya ialah;
karbonilasi methanol, sintesis gas metan, oksidasi asetaldehida,
oksidasi etilena, oksidasi alkana, oksidatif fermentasi, dan anaerob
fermentasi. Karbonilisasi methanol merupakan teknik yang umum
digunakan dalam industri asam asetat dan menjadi teknik penghasil
asam asetat lebih dari 65% dari kapasitas global. Dari
asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya
diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui
metode-metode alternatif.
Proses Pembuatan
Karbonilisasi
methanol
Kebanyakan asama
setat murni dihasilkan melalui karbonilasi.Dalam
reaksi ini, metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam
asetat
CH3OH
+ CO → CH3COOH
Proses
ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu
sendiri terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada
tahap kedua.
(1)
CH3OH
+ HI → CH3I
+ H2O
(2)
CH3I
+ CO → CH3COI
(3)
CH3COI
+ H2O
→ CH3COOH
+ HI
Ada
dua macam proses pembuatan asam asetat dengan
metode karbonilisasi methanol
yakni proses monsanto dan proses cativa. Proses monsanto menggunakan
katalis
kompleks Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−),
sedangkan proses cativa menggunakan katalis iridium
([Ir(CO)2I2]−)yang
didukung oleh ruthenium.
- Proses Monsanto
Metode ini pertama
kali dikembangkan oleh pabrik Perusahaan Monsanto di Texas City.
Keunggulan
dari metode ini ialah dapat dijalankan pada tekanan yang rendah.
Bahan dasar dari pembuatan asam asetat menggunakan metode ini ialah
methanol. Prinsip pembuatannya ialah methanol direaksikan dengan gas
CO menghasilkan
asam asetat difasilitasi katalis rhodium.
Mekanisme
kerja proses monsanto berjalan dengan beberapa tahap,
- Siklus katalitik konversi metanol menjadi metiliodida
CH3OH
+ HI CH3I
+ H2O
- Setelah metil iodida telah terbentuk maka diteruskan ke reaktor katalis. Siklus katalitik dimulai dengan penambahan oksidatif metil iodida ke dalam [Rh(CO)2I2]- sehingga terbentuk kompleks [MeRh(CO)I3]-
- Kemudian dengan cepat CO pindah berikatan dengan CH3 membentuk kompleks seperti pada gambar 3 pada diagram reaksi berikut.
- Setelah itu direaksikan dengan karbon monoksida, dimana gas CO berkoordinasi sebagai ligan dalam kompleks Rh, menjadi rhodium-alkil kemudian membentuk ikatan menjadi kompleks asil-rhodium (III)
- Dengan terbentuknya kompleks pada gambar 4 maka gugus CH3COI mudah lepas. Kompleks ini kemudian direduksi menghasilkan asetil iodide dan katalis rhodium yang terpisah. Ditangki ini bekerja suhu 1500C-2000C dan tekanan 30 atm- 60 atm.
- Asetil iodida yang terbentuk kemudian dihidrolisis dengan H2O menghasilkan CH3COOH dan HI.
Dimana HI yang
terbentuk dapat digunakan lagi untuk mengkonversi methanol menjadi
MeI yang akan masuk dalam proses reaksi.dan melanjutkan siklus.
- Asam asetat yang dihasilkan masuk dalam tangki pemurnian untuk dipisahkan dari pengotor yang mungkin ada seperti asam propionate. Pemurnian dilakukan dengan cara destilasi.
Proses
Cativa
Proses Cativa
adalah metode lain untuk produksi asam asetat oleh carbonylation dari
metanol . Teknologi ini mirip dengan proses Monsanto hanya berbeda
dalam penggunaan katalis. Proses ini didasarkan pada iridium yang
mengandung katalis seperti kompleks Ir[(CO)2I2]–.
- Metanol direaksikan dengan asam iodide menghasilkan Metil Iodida.
- Setelah itu, metal iodida masuk dalam tangki reaktor bereaksi sengan katalis kompleks iridium (gambar 1) membentuk [Ir(CO)2I3CH3]-
- Setelah terbentuk struktur ini dengan cepat direaksikan dengan gas CO sehingga I- akan keluar dari kompleks digantikan CO sehingga terbentuk kompleks baru [Ir(CO)3I]
- Struktur ini kurang stabil sehingga untuk menstabilkan CO di mutasi berikatan dengan CH3
- Gugus CH3CO pada kompleks mudah lepas, sehingga dengan adanya ion I- di sekitar kompleks menyebabkan gugus CH3CO lepas dari kompleks dan bereaksi dengan I- membentuk CH3COI.
- Senyawa CH3COI ini kemudian dihidrolisis menghasilkan asam asetat (CH3COOH) dan asam halida (HI). Dimana HI yang terbentuk ini ditarik lagi masuk dalam siklus bereaksi dengan methanol membentuk Metil Iodida yang akan bereaksi lagi dengan katalis.
- Asam asetat yang terbentuk belum murni. Untuk memisahkan asam asetat dari pengotor maka dilakukan destilasi.
Komentar
Posting Komentar